• Jalan Raya Tangkuban Parahu No. 517
  • (022) 2786245
  • bsip.sayuran@pertanian.go.id
Logo Logo
  • Beranda
  • Profil
    • Overview
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Tugas & Fungsi
    • Pimpinan
    • Satuan Kerja
    • Sumber Daya Manusia
    • Logo Agrostandar
  • Informasi Publik
    • Portal PPID
    • Standar Layanan
      • Maklumat Layanan
      • Waktu dan Biaya Layanan
    • Prosedur Pelayanan
      • Prosedur Permohonan
      • Prosedur Pengajuan Keberatan dan Penyelesaian Sengketa
    • Regulasi
    • Agenda Kegiatan
    • Informasi Berkala
      • LHKPN
      • LHKASN
      • Rencana Strategis
      • DIPA
      • RKAKL/ POK
      • Laporan Kinerja
      • Capaian Kinerja
      • Laporan Keuangan
      • Laporan Realisasi Anggaran
      • Laporan Tahunan
      • Daftar Aset/BMN
    • Informasi Serta Merta
    • Informasi Setiap Saat
      • Daftar Informasi Publik
      • Standar Operasional Prosedur
      • Daftar Informasi Dikecualikan
      • Kerjasama
  • Publikasi
    • Buku
    • Pedum/ Juknis
    • Infografis
  • Reformasi Birokrasi
    • Manajemen Perubahan
    • Deregulasi Kebijakan
    • Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
    • Penataan dan Penguatan Organisasi
    • Penataan Tata Laksana
    • Penataan Sistem Manajemen SDM
    • Penguatan Akuntabilitas
    • Penguatan Pengawasan
  • Kontak

Berita BRMP Sayuran

Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Sayuran

Thumb
305 dilihat       06 April 2023

Presiden Jokowi Didampingi Mentan SYL Lakukan Percepatan Tanam Padi di Tuban

TUBAN - Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan tanam padi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Penanaman padi ini merupakan upaya dalam mendorong percepatan tanam kembali setelah panen sehingga ketersediaan beras nasional semakin tangguh dalam kondisi apapun.

"Hari ini kita mulai menanam seperti di daerah - daerah lain, setelah panen tidak diberi jeda karena air masih banyak, segera ditanam. Dan yang saya senang di sini memakai pupuk organik yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia. Sudah tiga tahun, kurang lebih 1.000 hektar semuanya organik. Biaya untuk pupuknya yang biasanya per hekaknya bisa Rp 5 sampai Rp 6 juta per hektar, disini hanya Rp 100 sampai Rp 500 ribu per hektar," demikian dikatakan Presiden usai melakukan tanam padi tersebut, Kamis (6/4/2023).

Selain percepatan tanam usai panen, Presiden pun mendorong petani untuk menggunakan pupuk organik sehingga tidak bergantung pada pupuk kimia, industri pupuk kimia dan tidak tergantung pada impor bahan baku pupuk kimia yang sekarang ini terjadi akibat terjadi ketegangan Rusia-Ukraina. Penggunaan pupuk organik pun memberikan manfaat untuk memperbaiki lingkungan dan ekosistem.

"Ini saya kira kalau dikembangkan di daerah lain akan banyak mengurangi cost yang dikeluarkan petani dan tidak ketergantungan kepada pupuk sehingga jangan sampai ada keluhan petani, pupuknya sulit, ya memang sulit, semua negara urusan pupuk memang sulit. Tetapi ada pilihan - pilihan. Saya kira bagus sekali dan hasilnya diawal memang agak turun sedikit tetapi setelah itu meningkat malahan, ini yang bagus," ucap Jokowi.

Presiden Jokowi menegaskan dalam pengembangan pertanian organik secara luas, telah memerintahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar pengembangan dilakukan di semua provinsi, bukan hanya Jawa Timur tapi juga di Provinsi lain serta Kabupaten yang lain. Tetapi problemnya petani memang harus memiliki paling tidak satu keluarga itu dua ekor sapi agar dapat membuat pupuk organik secara mandiri.

"Disini sudah, di daerah lain nanti tugasnya Kementerian Pertanian nanti untuk mencukupi itu sehingga bisa dipakai untuk membikin pupuk organik. Dan yang saya senang juga harga gabah di petani dibanding tahun yang lalu jauh lebih baik pada hari ini sehingga petani mestinya seneng. Harga gabah petani Rp 5.700, tinggi sekali, tahun yang lalu Rp 4.000 hingga Rp 4.200," terangnya.

Mentan SYL mengatakan percepatan tanam padi usai panen ini merupakan strategi Presiden Jokowi yang diperintahkan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menghadapi dampak El Nina atau kemarau panjang agar produksi dan ketersediaan beras tetap terjaga. Tak hanya memanfaatkan air, pengembangan program percepatan tanam pun dengan menerapkan pertanian organik.

"Hari ini Bapak Presiden bersama seluruh masyarakat tani yang ada di Tuban, khususnya yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia mencanangkan 1.000 hektar untuk kawasan percepatan tanam untuk musim tanam ke II di lokasi ini. Oleh karena itu dengan hadirnya Bapak Presiden sekaligus melihat ada kegairahan yang sangat serius dari para petani kita di seluruh Indonesia," ujarnya.

Mentan SYL menjelaskan kondisi Indonesia saat ini tengah melangsungkan panen raya padi dan data dari BPS menunjukkan produktivitas padi justru lebih membaik. Kendati demikian, tidak berarti tidak waspada menghadapi musim tanam berikut yang kemungkinan menghadapi suasana El Nino, kemarau yang panjang. 

"Oleh karena itu kerjasama Kementan, Ditjen Tanaman Pangan dengan SPI (Serikat Petani Indonesia) dan beberapa asosiasi lain, kita akan dorong khususnya dalam menciptakan pupuk pupuk organik yang bisa digunakan dari resource atau sumber daya alam yang ada di sekitar lahan - lahan ada," jelasnya.

"Apa yang diperlihatkan di Tuban ini dimana dengan menggunakan organik produktivitas justru meningkat menjadi bagian yang harus direferensi oleh kita dan secara cepat aka saya coba refleksikan," imbuh SYL.

Sementara itu, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih menyebutkan produksi padi 2023 secara nasional melimpah sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri secara mandiri. Oleh karena itu, SPI mendukung gerakan percepatan tanam kembali usai panen yang dilakukan Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, khususnya mendorong penggunaan pupuk organik yang dihasilkan secara mandiri oleh petani.

"Kalau menurut kita produktivitas padi cukup baik walaupun ada di beberapa daerah banjir, ada di beberapa daerah katanya terserang hama tetapi tidaklah besar sekali. Sehingga menurut SPI produksi kita dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan nasional," sebutnya.

"Hari ini Bapak Presiden mengunjungi kawasan daulat pangan yang kita bangun sejak tahun 2020. Jadi sudah tiga tahun kita menjalankan pertanian agroekologi disini yang tidak pakai pupuk kimia dan racun dan produktivitasnya tinggi. Kita tidak perlu pakai pupuk kimia tersebut, kita bisa pakai pupuk organik dari hasil alam kita," sambung Henry.

Perlu diketahui, luas baku sawah nasional saat ini 7,46 juta ha dengan produktivitas padi nasional 5,25 ton per ha. Berdasarkan data KSA BPS, prognosa luas panen Januari - Maret 2023 seluas 3,12 juta ha atau 29,8% dari luas panen setahun 10,45 juta ha. Perkiraan produksi padi Januari-Maret sebesar 26,6 juta ton gabah kering giling (GKG), setara 9,57 juta ton beras. 

Adapun luas baku sawah Provinsi Jawa Timur 1,21 juta ha dan Kabupaten Tuban 66.534 ha. Berdasarkan data BPS, prognosa panen di Provinsi Jawa Timur pada Januari-Maret 2023 sebesar 599.743 ha (35,42% dari setahun 1,69 juta ha). Produksi gabahnya 3,44 juta ton GKG, setara 1,98 juta ton beras.

Prev Next

-


Pencarian

Berita Terbaru

  • Thumb
    Akselerasi Pertanian Modern, Kementan Bentuk Lembaga Baru
    30 Mar 2025 - By BSIP Tanaman Sayuran
  • Thumb
    Pengumuman Layanan Laboratorium Pengujian Oktober 2024
    04 Okt 2024 - By BSIP Tanaman Sayuran
  • Thumb
    FGD Penyusunan Blueprint Pengembangan Bawang Putih, Bawang Bombai dan Kentang Industri
    03 Agu 2024 - By BSIP Tanaman Sayuran
  • Thumb
    meningkatkan produktivitas pertanian
    02 Agu 2024 - By Muhammad Taufik Alhadi
  • Thumb
    Kembangkan Edukasi Pertanian CT Arsa Foundation Gandeng BPSI Tanaman Sayuran
    02 Agu 2024 - By BSIP Tanaman Sayuran

tags

Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Mentan SYL Presiden Jokowi Tanam Padi

Kontak

(022) 2786245
(022) 2788228
bsip.sayuran@pertanian.go.id

Jalan Tangkuban Parahu No. 517 Cikole, Kec. Lembang, Kab. Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat 40391

website: https://sayuran.bsip.pertanian.go.id

© 2022 - 2025 Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Sayuran. All Right Reserved